Minggu, 18 Januari 2009

ISI TABLOID EDISI XXX JANUARI - FEBRUARI

(Laporan Khusus)


BBMK, OSPEK, Plus KBM
Benarkah Menempa Mental Mahasiswa Baru

 Mahasiswa dirasa perlu diperkenalkan dengan lingkungan kampus yang tentunya berbeda dengan lingkungan sekolah mereka sebelumnya. Dan sikap, mental serta kepribadian mereka pun usai menjabat status mahasiswa merupakan hal penting yang perlu dibimbing. Nah, jika sebelumnya kegiatan pembimbingan dan pengenalan kepada mahasiswa baru tersebut kita kenal dengan OSPEK dan KBM, maka sejak 2 tahun belakangan Unand menerapkan program SAPS yang kemudian berubah nama menjadi BBMK yang juga sebagai salah satu syarat diwisuda bagi mahasiswa.
Nah, sejauh mana kegiatan tersebut mendidik mental dan kepribadian mahasiswa baru berikut laporan khusus tim liputan Genta Andalas.
 Kegiatan Bina Bakat Minat dan Kepemimpinan (BBMK) yang dalam pelaksanaanya terlihat seperti OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) yang menetapkan penggunaan buku suci, mewajibkan absen 2x sehari dan memakai baju seragam dianggap sebagai hal yang bisa ditolerir sepanjang hal tersebut tidak memberatkan mahasiswa baru, sebab jika UKM tersebut melakukan aksi pembodohan terhadap mahasiswa maka UKM itu sendiri yang akan rugi.
 Demikian disampaikan oleh Pembantu Rektor III Dr.H.BAdrul Mustafa Kemal,DEA Minggu (23/11) kepada Genta Andalas.
 Hal senada juga dikemukakan Yuli, peserta magang di UKM FKI Rabbani. “Jika hal tersebut bisa mengajari kita untuk on time dan untuk kebaikan diri sendiri itu tidak jadi masalah,” sebutnya.
 Dikatakan PR III, kegiatan BBMK ini bertujuan untuk mengasah dan mengembangkan soft kill mahasiswa baru, membentuk mahasiswa UNAND lebih solid terhadap kampusnya daripada fakultasnya sendiri dan membantu UKM merekrut anggota yang lebih banyak lagi, diharapkan bisa tercapai yaitu dengan cara menyalurkan minat dan bakat mereka pada bidang yang disukai yang nantinya akan memunculkan sikap kepemimpinan dalam diri mahasiswa itu sendiri.
 Dengan mekanisme yang berbeda dari tahun sebelumnya, seperti penggunaan sistem on-line saat pendaftaran dan dengan persentasi kehadiran harus 75% diharapkan memberi manfaat yang lebih bagi UKM itu sendiri dan mahasiswa BBMK tersebut.
 UKM KOPMA dalam hal ini menanggapi bahwa dengan adanya kegiatan BBMK, bisa menarik anggota magang menjadi anggota KOPMA dan memberi pengertian kepada KOPMA sendiri seperti apa organisasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Melalui kegiatan – kegiatan seperti pemberian materi, pelatihan bersama alumni, outbond, dll dengan jumlah anak magang 250 orang diharapkan bisa menjadi ajang penarik mahasiswa BBMK masuk menjadi anggota KOPMA.
 Berbeda dengan KOPMA, UKS menanggapi bahwa kegiatan BBMK merupakan kegiatan yang cenderung hanya smenghabiskan waktu, menambah pekerjaan dan hanya meramaikan UKS saja. Iqbal, HUMAS UKS mengatakan “lebih baik anak –anak itu ikut OR daripada harus mengikuti kegiatan ini, karena mungkin ada dari mereka yang merasa terpakasa dan merasa berada pada tempat yang bukan minatnya dalam mengikuti kegiatan ini “. Meskipun merasa dirugikan dengan kegiatan ini, UKS tetap menjalankan kegiatan ini seperti memberi pelatihan kepemimpinan, outbond, dll dengan anak magang berjumlah 200 orang.
 Kegiatan BBMK UKS yang dimulai sejak pukul 08.00-12.00 pada hari Minggu mewajibkan anak magang berpakaian kuning-hitam, menggunakan buku suci untuk lebih mengakrabkan hubungan senior dan junior serta harus menandatangani absen 2x sehari. Jika ada mahasiswa yang terlambat akan dikenakan sanksi.
 Senada dengan UKS, PANDEKAR mengatakan kegiatan BBMK yang dilakasanakan selam 7x pertemuan dinilai tidak terlalu bermanfaat , hanya menambah kerjaan . Kegiatan yang dilaksanakan PANDEKAR diantaranya adalah pelatihan fisik dasar, pemberian materi, Outbond, dll dengan jumlah anak magang lebih kurang 50 orang dan memulai kegiatannya pukul 7 setiap Sabtu . Jika ada yang terlambat sanksinya 1 menit 10x push up.
 Redila Silvia, Sekretaris BBMK UKM Pandekar, mengatakan kendala yang dihadapi UKM Pandekar sampai saat ini adalah masalah dana yang belum turun-turun juga dan banyak panitia aktif yang tidak datang pada hari pelaksanaaan kegiatan BBMK Namun hal tersebut bisa diatasi terlebih dahulu dengan memakai dana UKM. Tidak jauh berbeda, UKM KOPMA dan UKS juga mengalami kendala yang sama yaitu masalah dana.
 Kegiatan BBMK yang merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan kredit poin bagi mahasiswa baru dan merupakan salah satu program unggulan dari sistem SAPS diharapkan bisa diikuti oleh semua mahasiswa ’07 dan ’08 karena banyak manfaat yang dirasakan dari kegiatan ini. 
 Novi, mahasiswi Sastra Inggris yang magang di UKM Teater Langkah mengutarakan dengan mengikuti kegiatan BBMK ini bisa memperluas pengetahuan dan menambah pengetahuan tentang suatu ilmu baru. Novi yang memilih UKM AISSEC sebagai pilihan pertama dan UKMF Bengkel Seni Tradisional Minang (BSTM) sebagai pilihan kedua pada awalnya merasa kecewa berada di Teater Langkah karena pilihan ketiga, tapi setelah dijalani ternyata cukup mengasyikkan. Kegiatan yang terdiri dari latihan teater dan latihan membaca naskah dan lainnya yang dilaksanakan 2x seminggu pada hari Selasa sore jam 16.30 dan hari lainnya sesuai kesepakatan dengan anak magang telah menambah ilmu baru bagi Novi Begitu pula dengan Zil yang pada awalnya merasa kecewa berada pada UKM KSR karena bukan pilihan pertama tapi akhirnya merasa nyaman karena kegiatannya cukup menarik. Kegiatan yang diadakan KSR diantaranya seperti kegiatan statis yaitu pemberian materi yang terdiri dari pengetahuan tentang palang merah dan materi untuk KSR go to school serta simulasi-asimulasi. Sedangkan program berkelanjutan yaitu KSR go to school .
  Berbeda dengan hal tersebut, Yuli mahasiswi Kimia ’08 yang magang di UKM FKI Rabbani mengatakan dari awal ia sudah merasa nyaman magang di Rabbani apalagi kegiatannya berada di luar ruangan. Kegiatan yang diadakan Rabbani diantaranya bedah buku, outbond dan penggunaan kartu ukhuwah untuk saling mengenal antar sesama. Novi menambahkan hendaknya untuk kegiatan BBMK nantinya diharapkan sutradaranya lebih fokus lagi terrhadap pemahaman karakter dalam naskah. Zil juga menambahkan sebaiknya tidak ada lagi yang mendapat hukuman karena alasan yang dibuat-buat. Selain itu Yuli juga mengutarakan hendaknya jaringan komunikasi ynag sudah dibangun dijalankan dengan baik dan kegiatannya lebih seru lagi.
 Kendala yang dihadapi Novi dalam mengikuti kegiatan BBMK adalah keterlambatan dalam menghadiri kegiatan karena ada kuliah. Sedangkan kendala yang dihadapi Zil adalah kesulitan untuk menandatangani absen 2x seminggu disebabkan Zil kuliah di Jati.
 Manfaat yang dirasakan oleh Novi, Zil dan Yuli selama mengikuti kegiatan BBMK ini adalah banyak teman, berkembangnya karakter diri seseorang dari orang yang pada awalnya tidak bisa menjadi bisa.
 Mengingat kegiatan BBMK ini sudah dijalankan untuk kedua kalinya, tentunya kita mengharapkan ada perbaikan dari segala aspek terhadap kegiatan ini. Kejadian mahasiswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan BBMK karena kurang sampainya informasi tentang waktu pendaftaran BBMK dan jadwal kuliah seperti Uul angkatan ’07 yang tidak mengikuti kegiatan BBMK karena kurang sampainya informasi pendaftaran diharapkan tidak terulang lagi pada tahun berikutnya. Tentunya kita mengharapkan partisipasi dari semua pihak tentang pengenalan sistem SAPS secara umum dan kegiatan BBMK secara khusus. Menanggapi pendapat angkatan ’07 yang sudah mengikuti kegiatan magang tahun lalu seperti Linda yang magang di UKPM Genta Andalas, menanggapi bahwa kegiatan magang tahun lalu dari segi penyanjian materi kurang menarik, diharapkan UKM juga memperbaiki kinerjanya sebagai panitia kegiatan BBMK, kalau memang serius dalam menjalankan kegiatan BBMK ini.
 Mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan BBMK ini diharapkan semua pihak bisa memaklumi. Pembantu Rektor III mengatakan agar pengurus UKM bisa mengatur jadwal kegiatan BBMK dengan anak magang agar tidak bentrok dengan jadwal kuliah. Tapi kalau masih terkendala juga, mahasiswa tersebut boleh saja cabut dari UKM tersebut ke UKM lain yang jadwalnya bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah. 
 Pembantu Rektor III menambahkan , setiap pemakaian gedung perkuliahan untuk kegiatan BBMK tidak dikenakan uang kebersihan, kecuali untuk pemakaian gedung seminar dan jumlahnya pun tidak terlalu banyak. Jadi, kalau ada kejadian seperti itu harap segera dilaporkan supaya bisa ditindak lanjuti.
 Selain BBMK kegiatan lain yang ikut berperan serta dalam membina kepribadian mahasiswa adalah Bimbingan Aktivitas Kemahasiswaan dalam Tradisi Ilmiah (BAKTI) dan kegiatan Kemah BAKTI Mahasiswa (KBM)
 Orientasi Pengenalan Kampus (OSPEK) yang merupakan sarana bagi mahasiswa baru untuk mengenal lingkungan kampus dan dunia perkuliahan yang selama ini dikenal sebagai ajang pembodohan dan balas dendam bagi mahasiswa baru, sekarang sudah mulai dikembalikan fungsinya seperti semula. Terbukti dengan bergantinya nama OSPEK menjadi BAKTI (Bimbingan Aktivitas Kemahasiswaan dalam Tradisi Ilmiah) dan mulai meredupnya aksi pembodohan terhadap mahasiswa baru.
 Kegiatan BAKTI hanya terdiri dari Leadership Training, Orientasi Proses Belajar Mengajar (OPBM) dan Bina Bakat Minat dan Kemampuan (BBMK) dan tidak ada kegiatan Kemah BAKTI Mahasiswa (KBM) atau kegiatan serupa yang namanya berbeda .Pembantu Rektor III mengatakan kegiatan KBM itu illegal, jika ada fakultas mana saja yang melaksanakan kegiatan KBM maka mahasiswa yang melaksanakannya akan diberi sanksi dan bisa saja dikeluarkan karena UNAND sendiri tidak ingin mengambil resiko terhadap kegiatan tersebut, meskipun ada juga KBM yang sifatnya itu baik.
 Kegiatan OPBM yang berisi materi pengenalan lingkungan kampus, “Unand Green” yaitu kegiatan aksi bersih, penghijauan lingkungan UNAND beserta olahraga dan penampilan bakat tidak diharapkan adanya kegiatan selain itu seperti aksi pembodohan seperti pemakaian atribut yang berlebihan, tindak kekerasan mental maupun fisik dan tidak dibenarkan adanya mahasiswa yang pulang melewati pukul 16.30 seperti yang diutarakan Pembantu Rektor III pada waktu pembukaan OPBM di Auditorium lalu. Tapi sangat disayangkan hal-hal seperti itu masih kita temui di lapangan saat terjadinya kegiatan OPBM kemarin.

 Wicka mahasiswi angkatan ’07 menungkapkan manfaat yang dirasakan dari kegiatan BAKTI yang diikuti tahun lalu adalah lebih mengenal lingkungan kampus, mengenal kegiatan perkuliahan itu seperti apa dan membentuk karakter seseorang dengan kegiatan BBMK pada awalnya yang kemudian dilanjutkan dengan masuk menjadi anggota pada UKM. Kegiatan KBM sendiri menurut Wicka ada manfaatnya diantara lain menjalin hubungan yang lebih solid lagi antara senior dan junior dan sesama angkatan itu sendiri.

Penulis : Rahmadhani GA, Esa Safitri GA dan Intan GA



 
 

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar