Minggu, 18 Januari 2009

ISI TABLOID EDISI XXX JANUARI - FEBRUARI

(Salingka UNAND)

Mewujudkan Moto

Unand Buka Jurusan dan Fakultas Baru

Salah satu cara yang dilakukan Universitas Andalas mewujudkan motonya ialah dengan terus melakukan pengembangan akademis baik itu dengan membuka fakultas baru maupun program studi baru. Dua tahun belakangan Unand sudah membuka 2 fakultas baru dan 4 program studi baru, yaitu program studi Hubungan Internasional pada tahun 2007 lalu. Dan membuka Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknik Pertanian pada tahun 2008, serta membuka tiga program studi yaitu program studi ilmu komunikasi, pendidikan dokter gigi, sistem komputer. 
Saat ini Unand telah memiliki 10 fakultas dan 42 program studi (S1). Capaian ini telah melampaui target renstra 2008 yaitu 40 program studi. Pembukaan program studi baru juga dilakukan untuk program S2 dan S3, untuk tahun 2008 ini Unand telah membuka program studi S3 Biomedik dan sejumlah program studi baru untuk S2 diantaranya Program Studi Ilmu Sejarah, Sosiologi, Teknik Sipil, Akuntansi, Fisika dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. 
Disamping itu, dalam waktu dekat (penerimaan mahasiwa baru tahun 2009) Unand juga berencana untuk menambah program studi baru. Bidang kemahasiswaan Unand juga telah megirim proposal untuk pembukaan program studi psikologi, Teknik Informatika dan Sistem informatika serta juga sedang mempersiapkan proposal untuk membuka beberapa program studi diantaranya geofisika, bahasa mandarin, pertambangan, statistika dan pariwisata untuk S1, selain itu untuk tahun 2009 nanti Unand juga akan membuka fakultas kedokteran gigi. Sedangkan untuk S2 akan di buka program studi matematika dan program studi kimia dan hukum untuk S3.
Menurut PR1 Unand Prof. Dr Novesar Jamarun,MS, dengan membuka fakultas dan program studi baru ini diharapkan dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih banyak kepada anak bangsa sehingga semakin banyak orang bisa kuliah dan mendapatkan orang-orang yang berkualitas. PR1 Unand optimis bahwa progran studi yang akan dibuka ini akan banyak peminatnya. Hal ini didasarkan pada pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, dimana setiap ada program studi baru yang dibuka oleh Unand selalu mendapat tanggapan yang baik dari calon mahasiswa dengan peminat yang sangat melonjak. Ini dikarenakan dalam memilih program studi yang akan di buka unand lebih memperhatikan program studi-program studi favorit. Selain itu karena kualitas dari Unand itu sendiri yang membuat calon mahasiswa percaya akan kualitas dari prograam studi baru tesebut. Hal ini bisa dilihat dari mutu nilai Unand yang lebih baik dari universitas-universitas lain. “Saat ini saja Unand telah masuk dalam big five dalam universitas di Sumatera,” kata Novesar.
Selain meningkatkan pembangunan fisiknya, Unand juga selau berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas lulusannya, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kualitas SDM tenaga pengajarnya unand misalnya dengan mengirim dosennya keluar negeri untuk tahun ini saja unand telah mengirim sebanyak 77 orang dosennya untuk mengambil program studi S2 dan S3. Selain itu unand juga mengangkat dosen-dosen baru, melalui rangkaian tes dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak universitas.

Terkait dengan rencana Unand untuk membuka program baru tersebut, Novesar mengatakan sejauh ini tidak ada masalah dengan universitas swasta yang sebelumnya telah memilliki program studi yang akan di buka. “Di sini kita hanya sama-sama mengembangkan pendidikan. Jadi sah-sah saja universitas swasta dan universitas negeri bersaing dalam hal kualitas,” sebutnya.

Penulis : Nova Mulyati GA


Pembangunan Fisik Unand
Kejar Target Standar Internasional

Belakangan Unand terlihat gencar menonjolkan pembangunan fisiknya. Hampir setiap tanah kosong yang ada di Unand dibangun. Menurut PR2 Prof. Dr. Werry Darta Taifur pembangunan yang tengah berjalan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa guna memenuhi daya dukung fasilitas mengajar dan mengajar. “Tidak ada niat untuk mengkomersialkan pembangunan, murni untuk kepentingan mahasiswa,” katanya. 
Salah satunya ialah pembangunan kelas. Werry mengatakan Menurut kebutuhan kelas per mahasiswa adalah dua meter sementara untuk saat ini, sesuai dengan standar nasional dan internasional. Namun menurutnya Unand baru memenuhi 1,1 meter per mahasiswa. Oleh karena itu harus pembangunan harus dikembangkan hingga dua kali lipat dari bangunan yang sudah ada dengan jumlah mahasiswa sekitar 23.000 orang.
  Adapun pembangunan yang tengah berjalan sekarang di Unand antaran lain gedung kuliah bersama, Lapangan Futsal, Gedung Pusat Pelayanan Mahasiswa, Gedung Teknik Industri dan Teknik Lingkungan (TITL), Labor Bahasa, Renovasi Mesjid, Bagian dalam Fisip, Gedung program studi Ilmu Keperawatan (PSIKA), gedung dekanat Fakultas Kedokteran dan masih banyak lagi pembangunan gedung-gedung lainnya.
Untuk dana pembangunan gedung-gedung yang sedang dikatakan Werry dialokasikan dari dana pusat, sumbangan dari menteri perumahan, dana dari pemerintah daerah, departement pendidikan dan sebagian kecil dari SPP mahasiswa, serta dari kerjasama dengan pihak luar. 
“Kita bekerjasama dengan Pertamina dalam pembangunan lapangan futsal serta bantuan dari Dubes Arab Saudi Untuk renovasi Mesjid Nurul Ilmi,” katanya. 
Ditambahkan Werry, mengenai daya dukung lingkungan sebelumnya telah dilakukan studi dan secara keseluruhan menurutnya daya dukung tanah di Bukit Karamuntiang ini memenuhi untuk dilakukan pembangunan. 
Menanggapi gedung PKM yang tidak representatif lagi sebagai tempat kegiatan mahasiswa, Werry mengatakan bahwa gedung Auditorium dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk latihan. Dan beliau mengatakan tidak ada dana kebersihan yang harus dikeluarkan untuk menggunakan gedung. 
PR2 juga tengah menyiapkan pembangunan Pusat Bisnis Mahasiswa yang berlokasi di belakang gedung PKM. Gedung ini terdiri dari dua lantai yang akan dimanfaatkan sebagai pusat pelayanan mahasiswa. Untuk lantai satunya akan difokusnya untuk cafe-cafe, yang direncanakan akan dibangun cafe modern yang disana tidak dibolehkan untuk memasak. Sementara untuk lantai duanya akan digunakan untuk perkantoran seperti bank nantinya akan dipindahkan sehingga gedung PKM benar-benar diperuntukkan bagi kegiatan mahasiswa dan kemahasiswaan.
Selain membangun gedung-gedung kuliah dan gedung lainnya, pembangun asrama juga terus dilakukan. Agar tahun 2010 mendatang semua mahasiswa baru bisa ditampung.

Pustaka Fakultas Pindah ke Pusat
Perpustakaan yang terdapat di tiap fakultas di Unand dalam waktu dekat akan dipindahkan ke perpustakaan pusat. Nantinya di masing-masing fakultas hanya terdapat ruang baca (reading room) saja.
Hal tersebut diuatarakan Kepala Perpustakaan Unand, Drs.Maramis, SIP.MM, kepada Genta Andalas ketika ditemui di ruang kerjanya belum lama ini. Penggabungan perpustakaan fakultas ke perpustakaan pusat dikatakannya berdasarkan kesepakatan antara Pembantu Rektor (PR) I dan Pembantu Dekan (PD) I masing-masing fakultas.
 “Dan nantinya di tiap fakultas hanya akan berdiri reading room, sedangkan untuk meminjam buku akan dikelola oleh perpustakaan pusat,” katanya.
 Drs, Maramis, SIP.MM menambahkan, sebenarnya reading room dalam aturan yang sebenarnya tidak diperbolehkan untuk meminjamkan buku, tetapi hanya untuk tempat baca-baca saja. Tetapi pada prakteknya di fakultas reading room sekarang diperbolehkan untuk meminjamkan buku, itu adalah berdasarkan kebijakan fakultas masing-masing untuk memudahkan mahasiswa melakukan proses pembelajaran. 
Berdasar kesepakatan antara PR I dan PD I masing-masing fakultas tersebut maka pada tahun 2008 ini semua perpustakaan fakultas akan digabungkan ke perpustakaan pusat, namun hingga saat ini baru Fakultas Sastra yang bergabung ke perpustakaan pusat. 
Maramis menambahkan, bahwa penggabungan perpustakaan fakultas ke perpustakaan pusat ini bukan berarti nantinya tidak akan ada perpustakaan lagi di tiap-tiap fakultas, tetapi di fakultas tetap akan ada reading room yang kebijakannya akan dikelola oleh masing-masing fakultas.  
Sejauh ini belum ada protes perihal pemindahan perpustakaan di tiap fakultas ke perpustakaan pusat ini. “Hingga saat ini belum ada keluhan ataupun protes tentang kebijakan pemindahan tersebut,” sebutnya. 
 Sementara petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi, Sawir, mengatakan telah mendapat instruksi dari PD III Fakultas Ekonomi, Drs. Wirzon, MS sekaitan dengan pemindahan perpustakaan tersebut ke pusat. Hanya saja belum dipastikan waktu pemindahan tersebut.
Dikatakan Sawir, ia menyetujui pemindahan tersebut, karena jurusan di Fakultas Ekonomi sendiri telah memiliki ruang baca dengan koleksi buku yang cukup lengkap. “Hanya mahasiswa yang akan kesulitan untuk meminjam buku-buku nantinya,” sebutnya.

 Buku-buku di perpustakaan fakultas akan dipindahkan ke perpustakaan pusat, di perpustakaan fakultas sendiri kunjungan mahasiswa sendiri dalam satu harinya lebih dari seratus orang, dan untuk denda keterlambatan buku dikenakan Rp1000 per harinya, sementara koleksi buku baru sebanyak 2000.

Penulis : Cerry / Esa GA

Reading Room Ilmu Ekonomi Dibuka Kembali
Setelah ditutup hampir satu semester, reading room Ilmu Ekonomi kembali dibuka pada Selasa (16/12) lalu. Dibukanya kembali reading room ini merupakan kebijakan yang telah lama ditunggu oleh mahasiswa, mengingat ruang baca yang dinamakan “Reading Room Hendra Asmara” ini menyediakan referensi buku yang tergolong lengkap dibandingkan dengan buku yang disediakan di perpustakan pusat.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi sebelumnya, Nasri Bachtiar, bahwa ditutupnya ruang baca dikarenakan ditariknya pustakawan yang sebelumnya ditempatkan di ruang baca ke pustaka pusat. Menurutnya, ini merupakan kebijaksanaan perpustakaan pusat. “Masalah reading room adalah kebijaksanaan dari rektorat dimana semua pustakawan ditarik ke pustaka induk,” tuturnya kepada Genta Andalas Senin (24/11).
Mengenai solusi jangka pendek yang dilakukan jurusan untuk mengatasi permasalahan tersebut, beliau mengungkapkan bahwa jurusan telah mengusulkan merekrut seorang pegawai yang dapat mengelola ruang baca tersebut. “Kita sudah sampaikan kepada pimpinan fakultas sebagai pihak yang berwenang akan hal ini, namun sayangnya sejauh ini belum ada tanggapan,” ungkapnya.
Ditutupnya ruang baca ini beberapa waktu yang lalu mendapat perhatian khusus dari hampir seluruh mahasiswa. Roni, mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, mengungkapkan bahwa dengan ditutupnya ruang baca ini banyak mahasiswa yang dirugikan apalagi mahasiswa angkatan 2008. “Merugikan, apalagi bagi adik-adik 2008,” katanya.
Namun, kini tentunya mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, tidak lagi perlu merasa dirugikan. Hal ini dikarenakan ruang baca ilmu ekonomi telah dibuka kembali. Seperti yang telah diungkapkan Nasri Bachtiar sebelumnya, bahwa jurusan telah mengusulkan merekrut pegawai yang sebelumnya diperbantukan di jurusan untuk dapat mengelola ruang baca. Hal tersebut telah direalisasikan di bawah ketua Jurusan Baru Ilmu Ekonomi yakni Firwan Tan, dengan dibukanya kembali reading room tersebut.
Dibukanya ruang baca Ilmu Ekonomi ini disambut positif oleh mahasiswa. Taufik, mahasiswa IE mengaku senang dengan dibukanya kembali ruang baca tersebut. Ia mengungkapkan bahwa hal ini akan mempermudah akses mahasiswa mencari buku, mengingat buku yang disediakan di ruang baca merupakan buku penting, sehingga bisa menjadi referensi yang baik untuk ilmu dan konsentrasi yang sedang diambil oleh mahasiswa ilmu ekonomi. “ Di perpustakaan jurusan mahasiswa punya akses yang lebih dekat. Buku yang disediakan tentunya yang penting untuk kuliah sehingga mahasiswa tidak perlu dipusingkan dengan pencarian buku, dan juga bisa buat mengetahui dan menambah buku pendamping yang baik buat dibaca dan terkait dengan jurusan atau ilmu yang diambil,” ungkapnya kepada Genta Andalas Selasa (16/12).

Senada dengan Taufik, Fran yang juga merupakan mahasiswa Ilmu Ekonomi, mengaku senang dengan dibukanya kembali ruang baca. Namun Fran menyayangkan karena ruang baca kembali dikelola oleh pegawai yang ditunjuk oleh jurusan. Menurut Fran, seharusnya HIMA JIE (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi)-lah yang mengelola ruang baca. Ia beralasan bahwa hal ini untuk mengatasi agar permasalahan yang sama tidak terjadi kembali di ruang baca jurusan Ilmu Ekonomi, yaitu tutupnya ruang baca dikarenakan pustakawan ruang baca ditarik ke pustaka induk. “ya senanglah. Senang sekali. Tapi sangat disayangkan ya, seharusnya HIMA-lah yang mengelola reading room. Karena bisa saja nanti pegawai yang sekarang mengelola reading room kembali ditarik ke pustaka induk. Sehingga bisa saja reading room kembali ditutup. Tapi kita lihat saja kedepan bagaimana nantinya!” tuturnya. 

Oleh : Rika Putria GA

Beberapa waktu yang lalu beredar kabar bahwa pustaka fakultas dan terminal akan dipindahkan, dimana semua pustaka fakultas di Unand akan dipindahkan ke pustaka pusat dan terminal akan dipindahkan ke simpang kapolo koto,entah alasan apa yang mendasari pemindahan ini,ketika hal ini ditanyakan ke beberapa mahasiswa mereka pun bahkan tidak tahu dengan adanya rencana pihak rektorat untuk memindahkan pusataka fakultas ke pustaka pusat,bentar salah seorang mahasiswa teknik mengaku tidak tahu sama sekali tentang rencana pemindahan tersebut,”saya kurang setuju dengan rencana pemindahan tersebut karena pegawai pustaka fakultas lebih ramah dibandingkan dengan pegawai pustaka pusat,ungkap bentar.
dan jika nanti dipindahkan bagaimana dengan nasib pegawai pustaka fakultas,apa akan dipindahkan ke pustaka pusat juga,apa mereka masih dipekerjakan di temp atau malah dipindhakan ke ”
Selain itu terkait dengan rencana pemindahan terminal bentar juga tidak setuju ,selain rektorat tidak mensosialisasikan rencana tersebut dengan para mahasiswa dan penduduk di sekitar kawasan pasar baru,menurut bentar pemindahan tersebut akan mematikan sejumlah usaha-usaha kecil di sekitar kawasan pasar baru seperti : rental computer, warnet, rental PS2 dll”.
Ketika hal ini ditanyakan ke mahasiswa lain,memiliki jawaban yang sama dengan bentar,dian mahasiswa D3 Ekonomi mengaku tidak tahu dan ketika ditanya tentang rencana pemindahan tersebut,baginya apa yang telah ada sekarang dan berjalan dengan baik mengapa harus diubah , seperti rencana pemindahan terminal bus kampus,”bagi saya pemindahan tersebut sangatlah tidak rasional dan jika nanti dilakasanakan apa hal ini tidak sekedar membuang uang pembangunan kampus saja”
Selain itu jika rencana tersebut jika jadi dilaksanakan maka akan “timbul protes yang keras dari Para penduduk pasar baru terutama yang berdagang dan mempunyai usaha di pasar baru“, ujar doni mahasiswa fakultas teknik,menurut doni sebaiknya pihak rektorat merundingkan dan mensosialsaiskan renacana pembangunan yang akan dilakukan ke para mahasiswa dan penduduk sekitar kampus dan memusyawarahkannya secara bersama dengan pihak mahasiswa dan penduduk di kawasan pasar baru, sehingga nantinya semua pihak bisa menerima dan tidak menimbulkan aksi protes di kemudian hari.

Vina mahasiswi fakultas ekonomi,saya tidak setuju dengan ke dua rencana rektorat tersebut,terutama pemindahan terminal pasar baru ke kapalo koto,vina memikirkan bagaiman nasib dia dan kawan-kawan yang kos di pasar baru,pemindahan tersebut dapat menyusahkan vina untuk akses ke kampus.
Selain itu vina telah merasa nyaman dengan letak terminal di pasar baru karena di kawasan baru lebih ramai dan banyak toko-toko yang menjual semua kebutuhan mahasiswa” ujarnya.
Sedangkan pemindahan pustaka jurusan ke pustaka pusat nantinya “akan menyusahkan kami mahasiswa Sastra karena jarak fakultas kami dengan pustaka pusat sangat jauh”..
Dan menurut saya pemindahan pustaka tersebut tidak akan memebawa manfaat yang signifikan sama sekali kepada mahsiswa sendiri selaku objek dari rencana pihak rektorat”
Ujar mella mahasiswa sastra inggris 06...
Di akhir wawancara vina mengharapkan rencana ini tidak terjadi baik pemindahan Pustaka dan terminal itu.

Penulis : Bramono GA


 

1 komentar:

  1. http://www.uad.ac.id
    Manggala Gita Arief S

    saya cukup tertarik dengan Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM), UKPM Genta Andalas UNAND, karena saya pun suka akan hal yang berkaitan degan pers. bisakah diupload hal-hal tebaru yang berkaitand denga pers di UNAND.
    Terima kasih

    BalasHapus